Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial telah memainkan peran yang semakin signifikan dalam membentuk wacana politik dan memobilisasi individu di sekitar berbagai penyebab. Salah satu contoh utama dari fenomena ini adalah kebangkitan Laskar89, sebuah grup Facebook yang dengan cepat berevolusi dari komunitas online sederhana menjadi kekuatan politik yang kuat di Indonesia.
Didirikan pada tahun 2018 oleh sekelompok aktivis muda, Laskar89 awalnya dimulai sebagai platform untuk membahas masalah sosial dan politik di Indonesia. Kelompok ini dengan cepat mendapatkan popularitas karena advokasi yang kuat untuk demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial. Anggota Laskar89 menggunakan platform untuk mengatur protes, berbagi informasi, dan terlibat dalam diskusi tentang masalah mendesak yang dihadapi negara.
Namun, tidak sampai pemilihan presiden Indonesia 2019, Laskar89 benar -benar menjadi terkenal. Kelompok ini secara aktif berkampanye untuk kandidat oposisi, Joko Widodo, dan memainkan peran penting dalam memobilisasi pemilih muda yang kecewa dengan pemerintah yang berkuasa. Melalui kombinasi advokasi online dan pengorganisasian akar rumput, Laskar89 mampu menggembleng sebagian besar suara pemuda, yang pada akhirnya membantu mengamankan pemilihan ulang Widodo.
Sejak itu, Laskar89 terus tumbuh dalam ukuran dan pengaruh. Kelompok ini telah memperluas fokusnya untuk memasukkan berbagai masalah sosial dan politik, dari aktivisme lingkungan hingga hak LGBTQ. Laskar89 juga telah menjadi pemain kunci dalam memerangi korupsi pemerintah dan otoritarianisme, sering mengorganisir demonstrasi dan protes untuk menuntut akuntabilitas dari para pemimpin politik.
Salah satu faktor utama di balik keberhasilan Laskar89 adalah kemampuannya untuk memanfaatkan kekuatan media sosial untuk perubahan sosial dan politik. Grup ini telah membangun kehadiran online yang kuat, dengan ribuan pengikut di Facebook dan platform lainnya. Ini telah memungkinkan Laskar89 untuk menjangkau audiens yang lebih besar, memobilisasi pendukung, dan memperkuat pesannya dengan cara yang tidak mungkin sebelum munculnya media sosial.
Namun, kebangkitan Laskar89 bukan tanpa kontroversi. Kelompok ini telah menghadapi tuduhan menyebarkan informasi yang salah dan menghasut kekerasan, yang menyebabkan seruan itu dilarang atau dibatasi. Para kritikus berpendapat bahwa taktik Laskar89 memecah belah dan berbahaya bagi lanskap politik Indonesia, sementara para pendukung berpendapat bahwa kelompok ini hanya menggunakan haknya untuk kebebasan berbicara dan aktivisme politik.
Terlepas dari kritiknya, tidak dapat disangkal bahwa Laskar89 telah muncul sebagai kekuatan yang signifikan dalam politik Indonesia. Kemampuan kelompok untuk memobilisasi kaum muda dan mendorong perubahan sosial melalui aktivisme online adalah bukti kekuatan media sosial dalam membentuk lanskap politik. Ketika Indonesia terus bergulat dengan masalah demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial, Laskar89 kemungkinan akan tetap menjadi pemain kunci dalam memperjuangkan masyarakat yang lebih adil dan adil.